Museum Balaputradewa terletak di Km 6,5 tepatnya di Jl. Srijaya Negara I No. 288, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Lokasi museum ini dibeli oleh Gubernur Sumsel pada tahun 1976 untuk dijadikan museum. Museum Balaputradewa dibangun pada tahun 1978 dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 5 November 1984. Museum ini terletak di areal seluas 23.565 meter persegi. Design arsitektur bangunan museum terinpirasi dari bangunan tradisional Palembang. Awalnya museum ini bernama Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan namun setelah keputusan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1223/1999 tanggal 4 April 1990 nama museum diganti menjadi Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputradewa. Museum Balaputradewa memiliki sekitar 3580 buah koleksi yang terdiri dari barang-barang tradisional Palembang, binatang awetan dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, beberapa miniature rumah pedalaman, replica prasasti dari arca kuno yang pernah ditemukan di Bukit Siguntang, batu-batu ukir raksasa dari jaman Megalitikum, dan masih banyak lagi. Koleksi di Museum Balaputradewa dibagi menjadi 10 macam kategori yaitu histografi atau historika (cerita-cerita), etnografi, feologi, keramik, alat-alat teknologi modern, seni rupa (berupa ukiran), flora fauna (biologika) dan geologi serta terdapat rumah limas juga rumah Ulu Ali. Koleksi-koleksi di Museum Balaputradewa ditempatkan pada 3 buah ruang pameran yang dikelompokan menjadi ruang pamer zaman prasejarah, kesultanan Palembang Darussalam dan masa perang kemerdekaan serta tambahan Rumah Limas (rumah/bangunan khas Palembang). Mengunjungi Museum Balaputradewa tidak sulit, kita dapat menggunakan kendaraan umum dengan trayek Km 12, untuk lebih gampang dan nyaman kita dapat menggunakan Transmusi dan mintak pada kondekturnya agar berhenti di halte depan lorong menuju Museum Balaputradewa. Museum Balaputradewa terbuka untuk umum mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB kecuali hari senin, hari Minggu dibuka dari pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB. Hanya dengan uang Rp 2.000-3.000 per orang maka kita dapat menikmati segala koleksi yang ada di Museum Balaputradewa. Museum Balaputradewa berada di bawah pengelolaan Departemen Pendidikan Nasional, Provinsi Sumatera Selatan. Selain sebagai tempat informasi dan ilmu pengetahuan, museum Balaputradewa juga dapat menjadi wadah rekreasi yang menarik bagi keluarga karena kita bersama keluarga dapat mengetahui info-info menarik dan menyenangkan yang disajikan menarik oleh pihak museum tentang bagaimana sejarah bangsa khususnya Palembang dan Sumatera Selatan yang sangat hebat di masa dahulu. Mengajak anak-anak berkunjung ke museum artinya anda telah mengenalkan kepada generasi muda tentang jati diri bangsa mereka dan akan menumbuhkan rasa cinta, patriotisme dan nasionalisme pada diri setiap putra-putri penerus bangsa. Ayo ke museum, kunjungi museum di sekitar anda, ajak kakak-adik, ayah-ibu juga teman-teman anda berkunjung ke museum. Ayo isi dan ramaikan museum disekitar kita. Jadikan museum sebagai tempat rekreasi wajib kita karena bangsa yang besar dan hebat dapat dilihat dari minat masyarakatnya berkunjung ke museum yang ada disekitar mereka. Buktikan pada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan rakyatnya sangat menghargai sejarah bangsanya karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai sejarahnya.















Balaputradewa sendiri adalah nama seorang raja dari Kerajaan Sriwijaya. Balaputradewa memerintah pada abad VIII-IX masehi. Balaputradewa adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Sriwijaya karena di masa pemerintahan beliaulah Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya sebagai sebuah Kerajaan Maritime yang berkuasa hampir diseluruh Nusantara hingga mencapai Thailand, India, Filipina dan China. Memasuki pintu depan museum Balaputradewa kita akan langsung disuguhi dengan gambar atau relief kehidupan masyarakat Palembang yang dipanjang persis di depan dinding ruang masuk museum. Relief kehidupan masyarakat Palembang tersebut menceritakan ada putri Palembang sedang menari Gending Sriwijaya yaitu tarian khas Palembang yang sering ditampilkan untuk menyambut tamu, tari Gending Sriwijaya sendiri pertama kali diperkenalkan pada 12 Agustus 1945. Kemudian pada relief ada pula rumah Bari yaitu rumah lama khas Palembang. Ada pula gambar rumah Limas yaitu rumah adat Palembang dimana di atasnya ada ornament tanduk kambing. Digambarkan pula pada relief tersebut orang yang sedang bertenun songket. Lalu ada juga sungai musi yaitu sarana transportasi utama di Palembang. Di gambarkan juga Jembatan Ampera yang dibangun oelh bantuan Jepang tahun 1963 selesai 1965, jembatan Ampera sendiri memiliki panjang 1717 meter. Dari gambar relief tersebut diceritakan pula bahwa dahulu di Palembang terdapat banyak sekali sungai, diperkirakan di Palembang dahulu terdapat 117 Sungai tapi sekarang hanya tinggal 17 sungai yang masih mengalir, oleh karena itulah Belanda member julukan pada Palembang sebagai Venesia dari Timur Jauh. Ternyata dari gambar relief juga menceritakan bahwa dahulu Palembang adalah tempat menambang emas. Lalu dari gambar relief membahas karena Palembang banyak terdapat rawa sehingga membuat rakyatnya membuat rumah panggung agar bisa tinggal di atas rawa. Dan relief gambar juga membahas dahulu wanita Palembang tidak memakai selendang melainkan memakai Tudung Saji. Kebudayaan Palembang mengenal alat-alat yang digunakan saat melamar yaitu sena, nampar, bakul kecil dan bakul besar. Keseniaan Palembang memiliki kemiripan dengan Arab. Sedangkan songket memiliki makna yang berbeda-beda yaitu songket yang memiliki kekhasan mirip china dinamakan Bunga Cina dan songket yang memiliki kekhasan mirip arab dinamakan Bunga Pacik. Songet yang asli biasanya terbuat dari benang Masjanup dan memiliki nilai seni tinggi dan harganya mahal. Dan pakaian pengantin khas Palembang banyak dibuat di daerah Tanjung Baru. Di dalam museum Balaputradewa juga terdapat peninggalan yang berasal dari alam yaitu: 1) gading gaja yaitu tulang gigi seri bagian atas pada gaja yang memanjang menjadi taring, ditemukan di Pulau Bangka dimana diperkirakan fosil tersebut sudah berumur lebih dari 1000 tahun; 2) Kayu sungkai yaitu sisa bahan organic dari kayu sungkai yang terawetkan secara alami, kayu tersebut banyak tumbuh di daerah OKU dimana umurnya diperkirakan lebih tua dari masa Holosen. Lalu ada pulau pengetahuan tentang batu atau bahan-bahan kimia seperti: 1) Cassiterte (SnO2) yaitu batu timah; 2) Hematite (Fe2O3) yaitu mineral pada besi merah; 3) Monazite (Xenotime) yaitu bahan tambang; dan 4) Lumite (Ce, Le, T, Th). Terdapat pula tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Sumsel yaitu: 1) Nanas (Ananascomosus) yaitu tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan; 2) Tembesu (Fagrae spp.) yaitu pohon yang tumbuh liar dan banyak hidup di Sumatera dan Malaysia; 3) Kopi (coffea) dimana yang banyak tumbuh di Sumsel adalah kopi arabika dan robusta; 4) Lada (Pipesnigrum) yaitu termasuk dalam suku puperaceae dimana biji lada memiliki kandungan alkaloid paperin dari piperidin yang berguna bagi pembuatan heliotropin. Terdapat 5 buah relpika prasasti yang pernah ditemukan di wilayah Sumsel yang berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya yaitu: 1) Prasasti Kedukan Bukit (1920); 2) Prasasti Talang Tuo; 3) Prasasti Kota Kapur; 4) Prasasti Telaga Batu; 5) Prasasti Boombaru. Prasasti dari kerajaan Sriwijaya ada yang mencerikan raja yang membawa pasukan dan mendirikan kerajaan Sriwijaya. Ada pula yang menceritakan pelayan dari yang tertinggi sampai terendah harus berbakti pada raja (Telaga Batu). Nama prasasti dari kerajaan Sriwijaya biasanya memakan huruf palawa dan bahasa Melayu Kuno.
Ruang pamer 1 secara keseluruhan menceritakan tentang masa kehidupan di jaman pra sejarah (kehidupan manusia purba). Di ruang pamer 1 telihat berbagai lukisan dan berbagai situs peninggalan hewan-hewan purba yang disebut Vitron. Kemudian ada pula yang menceritakan manusia purba pertama di pulau Jawa yaitu Pithecanthropus erectus yaitu manusia purba yang berjalan tegak ditemukan oleh Eugene Dubois. Terdapat pula beraneka ragam binatang yang terdapat di daerah Sumsel yang telah diawetkan dengan cara membuang isi dalam tubuhnya kemudian diisi dengan kapas seperti: buaya, beruang; macan; beruk; semuni; biawak; kuskus; tringgiling dan masih banyak lagi. Terdapat pula kerangka masuia purba yang ditemukan di gua harimau (OKU). Ada pula miniature gua putrid yang merupakan situs tempat ditemukannya kerangka manusia pra sejarah. Selain gua putrid ternyata gua harimau adalah situs tempat ditemukannya masuia purba dengan jumlah yang terbanyak dan terlengkap se Indonesia bahkan Asia Tenggara, di Gua Harimau pula ditemukan luksian yang diperkirakan dari masa pra sejarah (purba) dimana dengan ditemukannya lukisan gua jaman pra sejarah di Gua Harimau menjadikan tempat tesebut sebagai gua kedua atau yang pertama di Sumatera tempat ditemukannya lukisan gua dari jaman purba setelah dua di daerah Sulawesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar